Profil Desa Winduaji

Ketahui informasi secara rinci Desa Winduaji mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Winduaji

Tentang Kami

Profil lengkap Desa Winduaji, Paguyangan, Brebes. Menjelajahi potensi wisata Waduk Penjalin, denyut ekonomi lokal, data demografi terbaru, serta inovasi pembangunan menuju desa cerdas di perbatasan Brebes-Banyumas.

  • Pusat Wisata Alam

    Desa Winduaji merupakan lokasi dari Waduk Penjalin, sebuah destinasi wisata air peninggalan kolonial yang menjadi ikon utama pariwisata di Brebes bagian selatan

  • Populasi Terbesar dan Strategis

    Sebagai salah satu desa dengan jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Paguyangan, Winduaji memiliki posisi strategis di perbatasan Kabupaten Brebes dan Banyumas yang mendorong dinamika ekonomi dan sosial

  • Inovasi dan Pembangunan

    Desa ini secara proaktif mengembangkan potensinya melalui berbagai inisiatif, mulai dari penguatan UMKM, pelestarian budaya lokal, hingga implementasi program "Desa Cerdas" (Smart Village) untuk modernisasi layanan dan pemberdayaan

Pasang Disini

Desa Winduaji, yang terletak di Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menampilkan diri sebagai sebuah wilayah dengan perpaduan harmonis antara kekayaan alam dan semangat pembangunan. Berada di jalur strategis perbatasan, desa ini tidak hanya berfungsi sebagai gerbang selatan Kabupaten Brebes, tetapi juga sebagai rumah bagi salah satu ikon pariwisata utama di kawasan ini, yakni Waduk Penjalin. Keberadaan waduk peninggalan era kolonial ini menjadi episentrum yang menggerakkan roda perekonomian, membentuk karakter sosial-budaya dan membuka jalan bagi berbagai inovasi pembangunan yang kini tengah digalakkan oleh pemerintah desa beserta warganya. Dengan populasi yang signifikan dan potensi yang terus dikembangkan, Winduaji menjadi contoh nyata dari sebuah desa yang proaktif mengubah tantangan geografis menjadi peluang kesejahteraan.

Geografi dan Demografi

Secara geografis, Desa Winduaji berlokasi di wilayah paling selatan Kecamatan Paguyangan. Letak kantor pemerintahannya berada di Jalan Raya Winduaji Nomor 71, Paguyangan, Brebes, yang menjadi jalur utama penghubung antara Kabupaten Brebes dengan Kabupaten Banyumas. Posisi ini menempatkan Winduaji sebagai salah satu titik perlintasan ekonomi dan sosial yang penting.

Adapun batas-batas administratif Desa Winduaji ialah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara: Berbatasan langsung dengan Desa Wanatirta, Kecamatan Paguyangan.

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Pandansari, yang juga masuk dalam wilayah Kecamatan Paguyangan.

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Kranggan, Kecamatan Pekuncen, yang sudah masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Banyumas.

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Samudra dan Desa Renggong, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas.

Berdasarkan data Sensus Penduduk tahun 2020 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Desa Winduaji tercatat sebanyak 16.858 jiwa. Angka ini menempatkan Winduaji sebagai salah satu desa dengan populasi terpadat di Kecamatan Paguyangan. Struktur komunitasnya terorganisasi dalam 5 Rukun Warga (RW), 73 Rukun Tetangga (RT), dan 24 Dusun (Padukuhan). Data spesifik mengenai luas wilayah desa dalam publikasi BPS "Kecamatan Paguyangan Dalam Angka" belum tersedia secara rinci, sehingga perhitungan kepadatan penduduk per kilometer persegi belum dapat disajikan secara akurat. Namun dengan jumlah penduduk yang besar, optimalisasi tata ruang dan pengelolaan sumber daya menjadi fokus utama pemerintah desa.

Pesona Pariwisata Berbasis Alam dan Budaya

Daya tarik utama dan paling menonjol dari Desa Winduaji merupakan keberadaan Waduk Penjalin. Waduk yang dibangun pada era kolonial Belanda antara tahun 1930 hingga 1938 ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana irigasi vital bagi lahan pertanian di sekitarnya, tetapi telah bertransformasi menjadi destinasi wisata andalan Kabupaten Brebes. Pemandangan hamparan air yang tenang dengan latar belakang perbukitan hijau menciptakan suasana yang sejuk dan menenangkan, menarik pengunjung dari berbagai daerah untuk sekadar bersantai, menikmati kuliner, atau melakukan aktivitas rekreasi air.

Pemerintah desa bersama kelompok sadar wisata (Pokdarwis) setempat terus berupaya mengembangkan potensi ini. Pengunjung dapat menyewa perahu untuk berkeliling waduk, memancing, atau menikmati kuliner khas yang dijajakan di warung-warung sekitar. Salah satu kuliner yang populer ialah olahan ikan dari hasil tangkapan waduk, seperti ikan betutu. Keberhasilan dalam mengelola potensi ini terbukti ketika Desa Winduaji berhasil meraih predikat Juara 2 dalam Festival Desa Wisata tingkat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018. Dalam ajang tersebut, desa ini tidak hanya memamerkan keindahan Waduk Penjalin, tetapi juga kekayaan budaya yang melingkupinya.

Salah satu yang ditampilkan ialah Sendratari "Yu Welah dan Mas Jukung", sebuah pertunjukan yang mengangkat legenda lokal tentang asal-usul Waduk Penjalin. Kisah ini merepresentasikan jukung (perahu khas) dan welah (dayung) sebagai simbol keseimbangan dan persatuan yang tidak terpisahkan. Selain itu, terdapat tradisi unik bernama Ngarad, yaitu kegiatan menangkap ikan secara komunal yang dilakukan warga ketika volume air waduk surut. Tradisi ini menjadi atraksi budaya yang memperlihatkan semangat kebersamaan dan kearifan lokal masyarakat Winduaji.

Denyut Ekonomi Lokal dan Potensi Desa

Perekonomian Desa Winduaji ditopang oleh beberapa sektor utama, yakni pariwisata, pertanian, dan perdagangan. Sektor pariwisata yang berpusat di Waduk Penjalin memberikan efek ganda (multiplier effect) yang signifikan, mulai dari usaha penyewaan perahu, warung makan, hingga penjualan cenderamata. Geliat ekonomi ini semakin diperkuat dengan keberadaan Pasar Rakyat Winduaji. Pasar yang dibangun kembali menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Perdagangan pada tahun 2018 dan diresmikan pada tahun 2020 ini menjadi pusat aktivitas perdagangan bagi warga desa dan sekitarnya. Lokasinya yang strategis di perbatasan bahkan menarik pembeli dari wilayah Kabupaten Banyumas.Di luar sektor pariwisata, pemerintah desa dan masyarakat juga aktif mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berbagai produk lokal terus didorong untuk meningkatkan nilai jualnya. Salah satu potensi yang mulai dikembangkan secara serius ialah kopi. Di Dusun Karang Anyar, terdapat lahan kopi seluas kurang lebih 50 hektar yang menghasilkan biji kopi dengan cita rasa khas. Dengan pengolahan yang tepat, kopi Winduaji berpotensi menjadi produk unggulan baru yang dapat mengangkat nama desa.Upaya pemberdayaan UMKM juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk melalui penyelenggaraan bazar dan fasilitasi kerja sama. Inisiatif-inisiatif ini bertujuan agar produk-produk lokal dapat bersaing dan memiliki jangkauan pasar yang lebih luas, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan asli desa (PADes) dan kesejahteraan masyarakat dapat terus meningkat.

Pemerintahan dan Pembangunan Menuju Desa Cerdas

Roda pemerintahan di Desa Winduaji berjalan secara dinamis di bawah naungan Pemerintah Kabupaten Brebes. Transparansi anggaran menjadi salah satu fokus, di mana informasi terkait alokasi dan realisasi Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD), serta sumber pendapatan lainnya dipublikasikan melalui situs resmi desa. Anggaran tersebut dialokasikan ke dalam beberapa bidang prioritas, seperti penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, hingga penanggulangan bencana.

Pembangunan infrastruktur fisik terus menjadi perhatian. Sejumlah proyek pembangunan jalan, talud, dan fasilitas umum lainnya telah dilaksanakan untuk meningkatkan konektivitas antar dusun dan menunjang aktivitas ekonomi warga. Dalam beberapa kesempatan, pembangunan di Desa Winduaji juga mendapat dukungan melalui program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang diinisiasi oleh Kodim 0713/Brebes. Program ini dinilai efektif dalam mempercepat pembangunan di daerah-daerah yang membutuhkan.

Seiring dengan perkembangan teknologi, Desa Winduaji tidak tinggal diam. Desa ini tengah berbenah menuju "Desa Cerdas" atau Smart Village. Bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), program ini diimplementasikan untuk meningkatkan kualitas layanan publik, mengoptimalkan pengelolaan sumber daya desa, dan memberdayakan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi informasi. Langkah ini menunjukkan visi kepemimpinan desa yang adaptif dan berorientasi ke masa depan, mempersiapkan Winduaji untuk menghadapi tantangan zaman dengan lebih kompetitif.